Masyarakat Nagari Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam, mengangkat 23 orang penghulu, pada Minggu (22/2/2015) pagi di Medan Nan Bapaneh Jorong Gobah Nagari Bukik Batabuah. Para penghulu dan datuak baru ini menggantikan para penghulu yang dilewakan pada 50 tahun lalu. Alek Nagari ini digelar setelah musyawarah para perangkat nagari dan kaum yang ada, mengingat beberapa kaum sudah kehilangan penghulunya.
Hadir pada pelanitkan tersebut Guberner Sumatera Barat, Irwan Prayitno, Bupati Agam Indra Catri dan beberapa anggota DPRD Sumatera Barat dan DPRD Kabupaten Agam. Pengangkat 23 penghulu tersebut diikuti oleh dua suku besar, suku Sikumbang dan Suku Pisang.
Enam kaum su acara ini ku Sikumbang mengangkat 12 penghulunya dengan enam penghulu pucuak dan enam penghulu panungkeknya. Sementara itu suku Pisang Kandangan Laweh mengangkat sembilan penghulu, dengan empat penghulu pucuak dan lima penghulu panungkek. Terakhir suku Pisang Lurah mengangkat satu penghulu pucuak dan satu penghulu panungkek. Dengan begitu, Nagri Bukik Batabuah memilik 11 penghulu pucuak yang baru.
Bupati Agam, Indra Catri menginginkan para penghulu ini menjadi penyelesai konflik dan menjadi penghulu yang berkualitas.
“Yang jelas, semakin banyak penghulu, semakin banyak pimpinan kaum, mengatur masyarakat lebih baik. Penghulu itu, kusuik manyalasaikan, karauah manjaniahan, akan banyak aktor-aktor yang akan terlibat dalam penyelesaian konflik ditengah masyarakat, banyak aktor-aktor yang menjadi agent of change. Inilah sosial kapital kultural yang kita miliki, semakin banyak penghulu yang berkualitas yang kita miliki semakin baik nagari kita ini,” ujar Indra Catri pada awak wartawan usai 23 penghulu itu dilewakan galanya, Minggu (22/2/2015) siang.
Para penghulu ini sebelumnya melalui beberapa proses sebelum dilewakan galanya di Nagari. Wali Nagari Bukik Batabuah, Masdiwar menjelaskan bahwa, proses ini dimuali dari mufakat ditataran kaumnya masing-masing yang memamkan waktu hingga lima bulan lebih sebelum pengangkatan penghulu. Acara ini merupakan hasil swadaya masyarakat, biaya alek nagari yang mencapai Rp 60 juta ini merupakan hasil sumbangan dari semua kaum yang mengangkat penghulunya. (source : Magazine Iyiak)
0 komentar:
Post a Comment
terimakasih